Senin, 02 September 2013

Menjaga ketakwaan setelah Ramadhan

Bulan Ramadhan telah berlalu, hampir sebulan....apa yg kita rasakan?
Biasa saja, sedih atau senang?

Dahulu para salafus shalih memaknai bulan-bulan setelah Ramadhan antara lain pertama, mereka bersedih dan takut akan amalan yg dilakukan selama bulan Ramadhan tidak diterima oleh Allah. Kemudian yang kedua, beelanjut melakukan amalan-amaln yang pernah dilakukan di bulan Ramadhan. Ketiga, Lebih produktif meningkatkan amalan-amalan setelah Ramadhan berlalu dan yang terakhir mereka sangat menjaga lisan dan perbuatan mereka dari hal-hal yg dapat mengurangi nilai-nilai amalan selama Ramadhan yang lalu. Lalu, bagaimana dengan kita?

Ada beberapa ciri orang bertakwa disebutkan dalam Al-Quran antara lain:

1. Q.S Al-Baqarah 1-5, pointnya yaitu;

● Orang-orang yang beriman kepada Allah, Rasulnya, Malaikat, hal-hal yang ghaib, malaikat, hari kiamat serta pada ketentuan Qodho dan Qadar
● Mereka yang beriman kepada kitab suci Al-Quran dan meyakininya
● Mereka yang selalu mendirikan sholat
● Mereka yang tak pernah lupa menyisihkan hartanya untuk berzakat dan berinfak
● Mereka yang yakin akan adanya kehidupan di akhirat

Orang-orang inilah yang selalu mendapat petunjuk dari Allah dan termasuk golongan orang-orang beruntung

2.  Q.S Ali Imran 133-136,pointnya yaitu:
● Orang-orang yang mampu menahan amarahnya
● Mereka yang mau memaafkan kesalahan orang lain
● Mereka yang selalu memohon ampun kepada Allah
● Mereka yang berbuat kebaikan
● Mereka yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang ataupun sempit
● Mereka yang bila melakukan perbuatan dosa/keji segera memohon ampun pd Allah dan tidak mengulanginya lagi

Orang-orang ini akan diberikan balasan oleh Allah berupa syurga dan ampunan dari Allah

3. Q.S Al-Qashash 83, pointnya yaitu:
● Orang-orang yang tidak bersikap menyombongkan diri
● Mereka yang tidak melakukan kerusakan di muka bumi

Mereka inilah yang nantinya akan mendapatkan negeri di akhirat nanti

Wallahualam bishowab.....

Selasa, 11 Juni 2013

Tentang dunia anak (part 1)

Sebenarnya tulisan blog yg akan saya share ini lebih pada pendapat dan beberapa fakta yg saya temukan di lapangan baik di saat jam praktek ataupun di luar. Saya bukan aktivis anak dan remaja tp hanya pemerhati yg tertarik dengan dunia anak dan parenting. Saya juga belum menikah dan belum mempunyai anak tetapi dengan mempelajari dinamika dan fenomena di sekitar saya, mengasuh keponakan, membaca buku2 dan artikel tentang dunia anak dan parenting membuat saya mencintai dunia tersebut. Mungkin bila saya punya kesempatan ingin juga sekolah lg mendalami hal tersebut..insya Allah aamiinn...

Melihat banyak cerita hingga pemberitaan seputar kenakalan remaja, perilaku asusila pd remaja bahkan anak2 membuat saya sedih dan miris. Tidak bisa kita hanya menyalahkan anak atau remaja tersebut hingga menghakimi mereka nakal dan buruk. Banyak hal yg perlu kita analisis mengapa hal tersebut bisa begitu sering terjadi.
Fase anak2 (childhood) merupakan fase perkembangan yg dibagi menjadi 2 yaitu early childhood berkisar antara 1-6 thn dan later childhood antara 6-12thn. Sedangkan fase remaja yaitu berkisar dari umur 12 thn-18 tn.
Dua fase penting ini merupakan fase penting dalam membentuk karakter dan kepribadian. Peran keluarga, gangguan psikologis, faktor ekonomi hingga lingkungan atau life style sangat mempengaruhi hal tersebut.

Masa anak2 merupakan masa tumbuh kembang, bukan hanya dari segi fisik namun juga segi kejiwaan. Yg pernah saya alami dari selama menangani pasien anak2 dan membaca beberapa sumber bahwa pada fase anak2 mereka mengalami masa rasa ingin tahu yg besar, blm optimal membedakan beberapa hal, pencari perhatian dan peniru sejati. Disini peran keluarga sebagai tmpt sekolah pertama mereka sangat besar bagaimana mengarahkan mereka menjadi anak2 yg cerdas, kritis namun berakhlak. Menurut saya baiknya akhlak perilaku orang tua belum jaminan penuh anak mereka jg seperti itu bila orang tua mereka keliru dalam mendidik dan yg pernah saya baca mendidik tiap anak itu tidak sama (beda jenis kelamin beda cara, beda karakter beda cara). Bukan hanya peran ibunya saja atau ayahnya saja tapi keduanya dgn porsi yg proporsional. Dalam mendidik pun orang tua tidak boleh menjadikan mereka sebagai pemuasan hasrat orang tua dan juga duplikat orang tuanya. Dalam mendidik, perlu adanya fondasi ajaran dan nilai2 agama yg kuat, pemahaman dan pengamalan nilai2 agama tersebut secara berkelanjutan dan berulang.
Menurutku, sedari dini mengenalkan dan menceritakan kepada mereka tentang siapa yg menciptakannya, darimana mereka berasal itu penting agar diharapkan akan menumbuhkan rasa syukur atas eksistensi mereka dilahirkan ke bumi ini, mengetahui manfaat dirinya dan mengajarkan secara tdk langsung sikap rendah hati/tidak sombong. Dari sana pula anak akan lebih memahami bahwa hal tersebut merupakan bagian dari nilai2 agama dan jg mengapa mereka harus menjalankan nilai2 agama dgn baik. Untuk itulah orang tua harus mampu menjadi pencerita yg baik tanpa mendikte. Fasilitas pendukung jg perlu diperhatikan. Pengalamanku menangani pasien anak2 mereka penerima visual yg baik dan lbh menangkap hal2 yg bersifat deskriptif. Mereka lebih tertarik mendengar cerita yg sesuai dengan imajinasi dunia mereka, gambar2 yg menarik, video2 serta suara yg tidak membosankan. Oiya satu hal lagi mereka krg mendengarkan kalimat yg bersifat perintah/larangan saja. Bila kita ingin memberikan instruksi mereka lbh suka dengan kata2 persuasif yg sifatnya mengajak disertai alasan yg deskriptif mengapa mereka harus melakukan itu/tidak boleh melakukan itu. Saya pernah baca dan juga mempraktekan baru2 ini. Ternyata sebaiknya kita tidak boleh terlalu sering membohongi anak. Kenapa? Karena secara tidak langsung mengajarkan ke mereka kalau berbohong itu tidak apa2..ingat mereka itu adalah peniru sejati hehehe....

Rabu, 05 Juni 2013

IIFF 2013

Acara yg diadakan dari tanggal 30 mei-2 juni ini tampaknya perhelatan akbar ratusan clothing line yg banyak digawangi enterpreneur muda dan jg desainer muslim. Tujuan kesini selain diajakin temen saya nana, sebenarnya pengen liat juga bhn2 unik dan kreasi rancangan yg disulap menjadi sebuah baju. Kreatif2! walaupun ya kalo boleh jujur ada beberapa yg modelnya serta warnanya mirip2 hehehe... (no offense :D)
Di acara ini juga bisa cuci mata liat bahan2 unik dari berbagai kebudayaan nusantara, dari mulai songket, bayik, tenun, rajut, dll
Dan juga dapet jilbab dgn warna gradasi lucu plus bergo hehehe...

Kalo soal model baju ya beragam (namanya jg perhelatan mode/fashion) walaupun kdg bingung ada yg modelnya ribet dan heboh kadang sering mikir ada yang beli ga ya?trus buat dipake dimana?kalaupun buat ke pesta meuni rempong pisan kalo bahasa sundanya hahaha..
Yah mohon dimaklumi yak....bukan termasuk yg concern bgt ngamatin mode krn ya menurutku ,mode/trend tiap thn berubah dan berulang. Bukankah lebih enak saat mengenakan sesuatu terutama pakaian mengenakan yg nyaman, etis/sopan dan jadi diri sendiri? :D kalo bagi muslimah yg baik ya yg saya ketahui tdk berlebihan dalam berpakaian. Tetapi yg sederhana namun tetap terlihat rapi, bersih,nyaman menjadi diri sendiri dan sesuai yg dianjurkan dlm islam.
Selain itu, first impression orang saat bertemu kita lebih pd bagaimana cara pembawaan apa yg kita pakai sesuai sikon, tingkah laku dan kepribadian kita =)

Menutupi aib seorang muslim

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu Rasulullah bersabda"...Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat." (H.R Muslim no 2699)

Di jaman yg serba canggih ini semua hal bisa kita cari, bisa kita share baik itu di radio, televisi hingga internet. Namun seringkali kita mendapati yg namanya kebebasan yg kebablasan tanpa disadari dilakukan oleh pribadi muslim itu sendiri. Ambil contoh aja dunia socmed yg populer di kalangan pengguna gadget seperti facebook, twitter, path. Hal apapun bisa kita share. Dari mulai keseharian, foto, informasi, berita hingga kita sedang berada dimana. Tanpa adanya filter yg ketat dari si pembuat socmed, sebagai pemilik akun, apapun bisa ditulis dan dilihat. Namun belakangan ini terutama di dunia facebook dan twitter, sering saya lihat yang curhat bahkan hingga menyebarkan berita atau cerita yg menurutku itu bukan untuk konsumsi publik. Bahkan dunia twitter yg semula menyebarkan info faktual sekarang sudah mulai diisi oleh hal2 yg blm tentu benar adanya dan cenderung membuka aib di khalayak umum. Astaghfirullah.

Alhasil, sayapun mencari tahu, ada ga ya dalil yg mengatur tentang menjaga rahasia terutama tentang menjaga aib, dan ternyata subhanallah ajaran islam begitu memuliakan akhlak kita

Diriwayatkan dari Ibnu Majah dari hadits Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda
" Barangsiapa yang menutupi aib saudaranya yg muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat. Barangsiapa yg membuka aib saudaranya yg muslim, maka Allah akan membukakan aibnya sehingga aibnya itu terbuka walaupun dia berada di dalam rumah"

Dari buku Al wafi syarah hadits Arba'in Imam An-Nawawi dikatakan bahwa sesungguhnya mencari cari kekurangan kaum muslimin merupakan indikasi keimanan yg belum mengakar  dalam hati sehingga fokus terhadap kesalahan orang lain untuk dibeberkan ke khalayak ramai. Padahal kita dianjurkan untuk lebih sering beristighfar, introspeksi diri dan sibuk memperbaiki diri.

At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah bin Umar, beliau berkata
"Rasulullah Shallallahu Alaihi wasalam naik mimbar lalu menyeru dgn suara tinggi berkata: Wahai kaum yg berislam dengan lisannya, namun iman belum sampai ke dalam hatinya, janganlah kamu mencari-cari kekurangan saudaranya yg muslim, maka Allah pun akan mencari-cari kesalahannya. Dan barangsiapa yang kesalahannya dicari-cari Allah maka keburukannya akan ditelanjangi walaupun dia berada di dalam tempat tinggalnya"
(Merinding baca hadits di atas T_T)

Alhasil sejak menemukan beberapa penjelasan hadits di atas, saya jadi sdkt mengurangi aktivitas berselancar di dunia perscomed-an ya paling sesekali aja tidak tiap jam. Selain menghindari addict dan mencoba lebih fokus ke soaialisasi dan kerja dunia nyata juga menghindari hal2 diatas (ngeri masih inget bnyk dosa hiks...)

Wallahu alam bishowab..semoga sharing saya ini tidak ditangkap menggurui tapi jadi bahan introspeksi kita masing-masing =)

Senin, 03 Juni 2013

Bahagia itu Sederhana


Bahagia itu sederhana
Sesederhana kala terbangun di pagi hari menghirup segarnya udara sekitar
Bahagia itu sederhana
Sesederhana di kala masih menikmati makanan  dalam jumlah yg tak pernah kurang
Bahagia itu sederhana
Sesederhana di kala masih ada waktu mencari rejekiNya atau sekedar menikmati bumi Allah Yang Maha Besar
Bahagia itu sederhana
Sesederhana di kala akal ini masih bisa untuk berpikir
Bahagia itu sederhana
Sesederhana di kala hati ini masih bisa merasakan cinta, empati, emosi
Bahagia itu sederhana
Seederhana di kala tangan ini masih bisa dimanfaatkan untuk membantu sesama
Bahagia itu sederhana
Sesederhana di kala kaki ini melangkah ke majelis ilmu untu peningkatan kualitas diri

Bahagia itu sederhana
Seperti lantunan ayat-ayat cinta Allah yang keluar dari mulutmu
Walau mungkin terbata bata namun tak patah arang untuk menyudahi
Bahagia itu sederhana
Seperti  bulir air matamu saat bercengkrama dgn Tuhanmu di keheningan malam

Bahagia itu sederhana
Sesederhana saat seorang ibu terharu mendengar jerit tangis bayi mungil yg keluar dari rahimnya
Bahagia itu sederhana
Sesederhana saat seorang ayah meneteskan air mata mendengar lantunan ayat suci dari bibir anaknya yg mungil
Bahagia itu sederhana
Sesederhana saat seorang anak mencium tangan ibu ayahnya berpamitan sebelum pergi
Bahagia itu sederhana
Sesederhana saat seorang wanita mendengarkan ijab kabul yg terucap dari pria yg akan menjadi imamnya
Bahagia itu sederhana
Sesederhana saat msh dpt bertemu dan berkumpul dgn mereka yg tersayang
Bahagia itu sederhana
Sesederhana ukhuwah yg terus hidup melalui rabithoh doa-doa yg tercurahkan
Bahagia itu sederhana
Sesederhana salam sapa dari saudaramu semuslim diatas segala perbedaan

Maka nikmat Tuhanmu manakah lagi yang kamu dustakan?